Musim Semi Kebijakan Populis

      Oleh: Eep Saefulloh Fatah  Kompas, 15 April 2008   Di tengah hiruk-pikuk isu-isu permukaan saat ini, ada baiknya kita justru menengok ke bawah permukaan. Kedatangan tahun 2008 yang akan menjemput 2009 ditandai oleh mengalirnya arus politik besar di bawah permukaan. Marilah kita sebut arus ini sebagai ”musim semi kebijakan populis”. Musim semi kebijakan populis adalah kecenderungan pasang naiknya kebijakan-kebijakan yang memihak orang banyak. Celakanya, sebagaimana tecermin dari namanya, ia hanya menjadi sebuah musim yang pendek. Pemihakan terhadap orang banyak, yang semestinya menjadi karakter semua kebijakan, hanya menjadi tanda-tanda sesaat untuk tujuan tertentu (ad hoc) serta menjadi gejala … Lanjutkan membaca Musim Semi Kebijakan Populis

Pemasaran Partai Politik

    Oleh: Emmanuel Subangun   Kompas, 15 April 2008     Sudah pasti pemilu akan digelar pada 5 April 2009, dengan jumlah pemilih sekitar 155 juta dan jumlah partai bertambah 24 lagi dari 115 yang lolos seleksi. Dengan jumlah partai bertambah 30 persen dan jumlah pemilih tak banyak berubah, hanya dua hal yang pasti akan menjadi pusat perhatian: kewiraswastaan (politik) dan pemasaran (politik). Hal-hal itu muncul dari dalil di Indonesia kini bahwa berpolitik setali tiga uang dengan berpartai. Dalil ini mengacaukan asas umum dunia modern karena orang akan cenderung lupa bahwa partai adalah sarana (saja) untuk bermain politik. Dapat … Lanjutkan membaca Pemasaran Partai Politik

Bosisme dan Demokrasi Kapitalistis

    Oleh: Boni Hargens  Koran Tempo, 15 April 2008   Kita masih ingat kasus PT Asian Agri dengan majalah Tempo. Bagaimana dengan mudah majalah Tempo dituduh melindungi tersangka Vincent, sementara persoalan PT Asian Agri tidak membayar pajak nyaris diabaikan oleh otoritas hukum. Anehnya lagi (dan ini amat mengerikan), sejumlah intelektual berpihak pada Asian Agri. Barangkali ini yang disebut the treason of intellectuals oleh Julian Benda (1928). Untuk diingat saja, PT Asian Agri diduga menggelapkan pajak hingga Rp 1,3 triliun dan belum membayar utang pajak beserta dendanya sebesar 400 persen dari nilai pajak terutang. Pernah ada berita bahwa PT Asian … Lanjutkan membaca Bosisme dan Demokrasi Kapitalistis

Keberadaan Pengadilan Tipikor

    Oleh: JE Sahetapy & Mujahid A Latief  Sindo, 15 April 2008   Perdebatan tentang korupsi sebagai kejahatan biasa (ordinary crime) atau kejahatan luar biasa (extra-ordinary crime) sempat menjadi perdebatan hangat dalam persada politik dan hukum di Indonesia. Secara akademik perdebatan semacam itu adalah suatu hal yang wajar, sepanjang memiliki dasar argumentasi yang logis, ilmiah,dan—yang paling penting lagi—konsisten. Dengan perkataan lain, dalam keadaan dan kapasitas apa pun pendapat tetap harus dipertahankan, kecuali menemukan argumentasi sebaliknya yang lebih kuat.Aneh jika perubahan itu hanya disesuaikan dengan kepentingan tertentu semata,bukan atas kerangka dan konstruksi berpikir yang ilmiah. Secara yuridis, politik hukum (legal … Lanjutkan membaca Keberadaan Pengadilan Tipikor

Inflasi dan ketimpangan pendapatan

    Oleh: Ahmad Erani Yustika   Bisnis Indonesia, 15 April 2008     Malapetaka itu akhirnya tiba juga. Inflasi Maret 2008 yang diduga lebih rendah daripada Februari 2008 ternyata justru sebaliknya: melambung ke angka 0,95%.Secara keseluruhan, Triwulan I 2008 inflasi mencapai 3,41%. Angka itu sudah lebih separuh dari target pemerintah yang mematok inflasi 2008 sebesar 6,5%. Jadi, tanpa ada keajaiban rasanya inflasi 2008 pasti akan terkerek lebih dari 7%. Bahkan, apabila inflasi dihitung year-on-year (Maret terhadap Maret), inflasi saat ini sudah mencapai 8,17%. Jika ingin dibandingkan dengan tahun sebelumnya, inflasi Maret 2008 jauh lebih tinggi daripada Maret 2006 (0,03%) … Lanjutkan membaca Inflasi dan ketimpangan pendapatan

HAM dan Kedewasaan Bangsa

    Oleh: Tjipta Lesmana    Kompas, 15 April 2008   Setiap masa (epoch), setiap peristiwa sejarah, menurut F Guizot—sejarawan Perancis abad ke-19—dapat dilihat dari tiga sudut pandang. Adalah tugas sejarah mengungkap tiga sudut pandang itu. Pertama, apa yang disebut historical anatomy, fakta seputar peristiwa sejarah, atau elemen material masa lampau. Tugas sejarawan adalah menggali dan mengungkap semua fakta tanpa pretensi, apalagi motif pribadi. Kedua, menurut Guizot, pelaku sejarah pasti bertindak under the empire of certain laws. Itulah yang disebut historical physiology. Setelah fakta ditemukan, hukum internal dan eksternal di balik fakta diungkap, tugas sejarawan belum selesai sebab peristiwa historis … Lanjutkan membaca HAM dan Kedewasaan Bangsa

“Biofuel”, Pangan, dan Kemiskinan

    Oleh: Khudori  Kompas, 15 April 2008   Industri biofuel mengalami titik balik. Janji bahwa biofuel bisa diperbarui, ramah lingkungan, mereduksi pemanasan global, menyubstitusi bahan bakar fosil, dan mendorong pembangunan pedesaan mulai dipertanyakan. Klaim biofuel ramah lingkungan terjadi akibat pemahaman tak utuh. Jika siklus hidup biofuel dipahami utuh, mulai pembukaan lahan, drainase, pergiliran tanaman hingga menjadi bahan bakar, masalahnya akan lain. Usaha tani jagung, bahan baku etanol, akan menghasilkan gas rumah kaca (GRK) cukup besar (Patzek, 2006). Pabrik etanol biasanya digerakkan energi batu bara, salah satu jenis energi fosil dengan emisi GRK paling besar. Sebuah riset menyebutkan, untuk memproduksi … Lanjutkan membaca “Biofuel”, Pangan, dan Kemiskinan

Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), UU ITE Tak Sekadar Blokir Pornografi

    Oleh: Naura Najwa Hairrudin  Sindo, 15 April 2008   Undang-Undang (UU) Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) disahkan tanpa ingar-bingar. Semula, banyak pihak memandang positif kehadiran UU ITE karena tujuannya mulia, melindungi moral bangsa. Namun dalam perkembangannya, banyak pihak mulai berpolemik terkait ekses negatif dari UU tersebut, terutama bagi dunia pers.Bagaimana menyikapinya? UU ITE adalah cyber law pertama di Indonesia.Semula, sebagian besar masyarakat memiliki persepsi bahwa UU tersebut sebatas untuk memblokir situs porno. Setelah proses sosialisasi berjalan, barulah dipahami bahwa UU tersebut memiliki substansi yang melingkupi seluruh transaksi berbasis elektronik. Sebagai payung hukum dunia maya pertama,cukup dipahami jika UU … Lanjutkan membaca Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), UU ITE Tak Sekadar Blokir Pornografi

BRR dan Prospek Damai Aceh

    Oleh: Jaleswari Pramodhawardani  kompas, 15 April 2008   Hubungan langsung antara Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi atau BRR dengan perdamaian Aceh memang tidak ada jika kita hanya mereduksi lembaga ini sebatas wadah distribusi bantuan korban tsunami. Namun, justru inilah letak segala masalah yang tampaknya mulai meledak di Aceh hari-hari ini, sebagai akumulasi kekecewaan bertumpuk-tumpuk yang telah diprediksikan sejak awal. Selama dua pekan ini, koran lokal—yang tak dimuat dalam koran nasional—memberitakan demonstrasi ribuan korban tsunami. Mereka berasal dari daerah Nagan Raya, Aceh Barat, dan Aceh Jaya serta menolak bantuan pembangunan rumah Rp 2,5 juta dari Rp 15 juta yang dijanjikan … Lanjutkan membaca BRR dan Prospek Damai Aceh

Perlu Terobosan

Oleh Ivan A Hadar   Kompas, 14 April 2008   Kini, Indonesia kian terpuruk akibat dilanda berbagai krisis. Pertama, krisis ekonomi yang berujung pada krisis kemanusiaan ketika nyaris separuh warga negeri ini masih tergolong miskin atau hampir miskin. Sementara elite seakan tak berdaya atau membiarkan banyak kekayaan terkonsentrasi segelintir orang. Harta 100 orang terkaya di Indonesia, misalnya, berjumlah lebih dari 60 miliar dollar AS. Sementara jutaan orang menjadi kian miskin. Meminjam kata Gandhi, ”Tuhan hanya dikenal dalam bentuk sepotong roti”. Krisis moral terlihat saat sekitar 10 anak negeri ini meninggal dunia hari demi hari akibat kekurangan gizi atau penyakitan. Juga, … Lanjutkan membaca Perlu Terobosan

Gebrakan KPK dan konsistensi pemberantasan korupsi

Oleh Tomy Sasangka   Bisnis Indonesia, 14 April 2008   Tak ayal lagi, Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK makin populer dan harum namanya. Betapa tidak. Di bawah kepemimpinan Antasari Azhar dkk. yang sebelumnya mendapat reaksi kurang simpatik dari sejumlah kalangan, dalam beberapa bulan terakhir lembaga itu ternyata mampu mengukuhkan eksistensinya sebagai pemberantas korupsi nomor wahid di Tanah Air. Penangkapan jaksa Urip Tri Gunawan yang menyisakan stigma bagi institusi kejaksaan, disusul penggerebekan atas diri Al Amin Nur Nasution-anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PPP-harus diakui telah melambungkan nama KPK, lembaga yang sedari awal dibentuk untuk mereduksi fenomena korupsi di negeri ini … Lanjutkan membaca Gebrakan KPK dan konsistensi pemberantasan korupsi

Perlambatan di Depan Mata

  Oleh: M Ikhsan Modjo   Kompas, 14 April 2008   Prediksi suram perekonomian dunia pada 2008 terus berlanjut. Setelah Bank Dunia merevisi angka pertumbuhan berbagai negara, hari berikutnya giliran Bank Pembangunan Asia atau ADB mengemukakan hal serupa. Kedua lembaga ini berpendapat akan terjadi penurunan serempak tingkat pertumbuhan di hampir semua negara, yang akan mengakibatkan perlambatan pertumbuhan global. Penyebab perlambatan ini tidak lain adalah kenaikan harga minyak dan krisis subprime mortage yang masih terus memakan korban. Indonesia Perekonomian Indonesia sendiri diprediksi akan mengalami perlambatan pertumbuhan dari 6,3 persen (2007) menjadi 6,0 persen (2008). Lebih rendahnya tingkat pertumbuhan nasional, menurut Bank … Lanjutkan membaca Perlambatan di Depan Mata